Judul Buku: #1
Nevermoor (The Trials of Morrigan Crow)
Penulis: Jessica
Townsend
Penerjemah: Reni
Indardini
Penerbit: Mizan
Fantasi
Tahun Terbit:
Cetakan Pertama, 2017
Jumlah Halaman:
451 halaman
Sinopsis
Morrigan Crow tahu dia akan mati saat berulang tahun ke-12,
tepat pada hari Eventide. Seperti halnya anak-anak lain yang lahir pada tahun
yang sama, dia dituduh sebagai anak yang terkutuk, penyebab semua kesialan di
kotanya, dari kematian, cuaca buruk, kekalahan dalam lomba, sampai makanan
basi. Bahkan keluarganya sendiri pun tak lagi memedulikan dia. Berharap agar Morrigan
cepat mati.
Namun, siapa sangka Eventide tiba satu tahun lebih cepat? Dan
siapa sangka pula, bukannya maut, malah Jupiter North yang menjemputnya,
membawa Morrigan kabur ke kota rahasia, Nevermoor.
Sejenak, Morrigan merasa aman. Namun, itu hanya sementara,
karena tantangan lainnya telah menanti. Sebagai penduduk illegal, satu-satunya
cara bagi Morrigan untuk tetap tinggal adalah menjadi anggota Wundrous Society.
Hanya Sembilan anak berbakat yang akan diterima di akademi bergengsi tersebut.
Jadi, bagaimana mungkin Morrigan dapat bersaing dengan ratusan anak hebat
lainnya saat dia sendiri bahkan tidak mengetahui kemampuan yang dia miliki?
Morrigan hanya ingin terlepas dari kutukan Eventide. Dia hanya
menginginkan tempat yang bisa disebutnya rumah, orang-orang yang bisa
dianggapnya sahabat dan keluarga. Sebegitu sulitkah?
Judul Buku: #2
Wundersmith (The Calling of Morrigan Crow)
Penulis: Jessica
Townsend
Penerjemah: Reni
Indardini
Penerbit: Mizan
Fantasi
Tahun Terbit: Februari
2019
Jumlah Halaman:
493 halaman
Sinopsis
Saudara-saudari sehidup semati? Saling setia, siap bahu-membahu? Morrigan mulai merasa ikrar Wundrous Society itu hanya omong kosong.
Tidak ada yang menyukainya di sekolah−yah, kecuali Hawthorne, sahabatnya. Unit mereka terus dikirimi surat kaleng berisi ancaman untuk menguak rahasia Morrigan dan gurunya di Society hanya mengajarkan satu hal: semua Wundersmith itu jahat dan Morrigan bukanlah pengecualian.
Yang terburuk, satu per satu orang mulai menghilang dan terror bermunculan. Nevermoor, kota fantastis yang magis dan menawarkan perlindungan, kini dilingkupi ketakutan dan kecurigaan….
Dan besar kemungkinan, Morrigan penyebabnya.
Judul Buku: #3
Hollowpox (The Hunt for Morrigan Crow)
Penulis: Jessica
Townsend
Penerjemah: Reni
Indardini
Penerbit: Mizan
Fantasi
Tahun Terbit: Januari
2021
Jumlah Halaman:
505 halaman
Sinopsis
Para Wunimal di Nevermoor seperti terserang suatu virus yang menyebabkan mereka mengamuk dan melukai para penduduk Nevermoor. Namun, siapa sangka jika itu bukanlah sebuah virus melainkan monster yang sengaja diciptakan untuk mengacaukan Nevermoor.
Morrigan tahu persis siapa yang menciptakan monster tersebut, tak lain dan tak bukan adalah pria yang sudah sejak lama diusir dari Nevermoor akibat pembantaian yang ia lakukan di Alun-alun Keberanian bertahun-tahun yang lalu.
Bagaimanakah cara Morrigan mengatasi permasalahan yang menimpa para
wunimal tersebut? Sementara disaat ia merasa menemukan solusinya, alih-alih
justru ia malah masuk ke dalam jebakan yang disiapkan dengan rapi oleh Presiden
Wintersea.
***
Ini pertama kalinya saya membaca buku genre fantasi dari penerbit Mizan. Dan tidak mengecewakan. Petualangan Morrigan Crow dan teman-temannya dari Unit 919 benar-benar menegangkan. Jika kalian penggemar Harry Potter, maka buku ini layak untuk kalian baca. Jessica Townsend benar-benar menuangkan imajinasi briliannya dengan sungguh-sungguh hingga terciptalah karya yang mengisahkan tentang seorang anak gadis yang dikutuk, yang ternyata memiliki sebuah rahasia besar mengenai jati dirinya yang sebenarnya.
Gaya bahasa yang digunakan juga tidak terlalu berat, sehingga mudah dimengerti. Latar tempat dijelaskan sedemikian detail, rasanya seperti kita dapat membayangkan secara langsung seperti apa yang ditulis oleh Jessica. Para tokoh dalam cerita pun masing-masing diberi watak yang tidak monoton. Saya pribadi lebih tertarik dengan tokoh Matron Cendekiawan yang mengajari Morrigan.
Mengapa? Karena Matron Cendekiawan tersebut dapat berubah bentuk menjadi orang yang berbeda. Sejauh ini baru tiga transformasi, yaitu Dearborn, Murgatroyd, dan Rook. Masing-masing juga memiliki sifat yang berbeda. Tiap mereka bertransformasi, selalu terdengar bunyi tulang-tulang. Menurut saya itu keren. Kadang kepikiran, itu bagaimana, ya jika adegan yang itu dibuatkan film? Hehe.
Untuk kekurangan, sih sejauh saya membaca cerita ini, asyik
lah, ya. Jadi tidak ada kekurangan menurut saya pribadi. Ceritanya tidak
terlalu bertele-tele. Namun, mungkin ada beberapa pembaca yang bakal gemas sama
sikapnya Morrigan yang terkadang menjengkelkan.
Posting Komentar