Posted by : Eka Rizky safitri
Senin, 16 September 2019
Aku
pernah bertaruh pada jarak dan waktu tentang hubungan kita. Hari itu aku
percaya bahwa suatu hari nanti kita akan menang. Namun nyatanya aku salah. Kita
kalah.
Bertahun-tahun
lamanya kita menabung rindu. Berpetualang di dalamnya meski pada akhirnya tak
menghasilkan temu.
Untuk
beberapa alasan, kupikir sudah seharusnya bagi kita untuk mencukupkan hubungan ini sampai disini
saja. Kita terlalu sibuk mempertahankan ego masing-masing. Terlalu sibuk
memikirkan siapa yang salah dan paling benar. Hingga kita lupa bahwa sebelumnya
ada dua hati yang dulu pernah bersepakat untuk berjuang agar tetap terus
bersama.
Mungkin
saat ini jarak tengah menertawakan kita. Ia berhasil mempermainkan hubungan
kita. Ia menang. Sekarang jarak antara kita semakin jauh. Aku dengan
keputusanku. Pun sebaliknya.
Pertanyaanku
masih sama. Haruskah aku menyalahkan jarak atas semua yang sudah terjadi?
Mungkin
tidak. Kita hanya perlu menyadari bahwa memang di dunia ini ada hal-hal yang
tidak dapat dipaksakan. Kita memikirkan banyak rencana yang akan kita lakukan
bersama kedepannya. Tapi kita lupa bahwa manusia hanya dapat berencana. Selebihnya
kita serahkan pada Sang Penulis Skenario kehidupan, yang Maha Mengetahui.
Mari
sama-sama meyakini bahwa rencana Tuhan lebih baik dari apa yang kita
rencanakan. Tugas kita hanya berdoa. Seperti yang kita tahu rezeki, maut dan
jodoh semua sudah diatur atas kehendak-Nya. Jika memang berjodoh, Tuhan akan
membawamu kembali padaku. Begitu pula sebaliknya. Ingatlah jika tulang rusuk
dan pemiliknya tidak akan pernah tertukar.
Jika
seandainya nanti kita jatuh pada hati yang lain, aku benar-benar tak akan
menyalahkan jarak dan waktu. Karena jarak aku belajar bersabar bahwa hal-hal penting dan besar, tidak semudah itu langsung terwujud. Dan karena waktu, aku belajar bersabar seperti apa
rasanya menunggu.
Sejak
awal aku tahu, kamu adalah orang yang hebat. Terima kasih pernah singgah dan
mengajarkan banyak hal kepadaku. Terima kasih pernah menjadikan aku bagian dari
impianmu. Meski sekarang tak ada aku lagi di dalamnya.
Teruntuk
jarak dan waktu. Selamat. Kalian menang.
Posting Komentar