Posted by : Eka Rizky safitri
Sabtu, 05 Oktober 2013
Saat
menonton UN-GO, salah satu judul anime Jepang yang menceritakan tentang
kehidupan seorang detektif Shinjuro yang hobi memecahkan kasus dengan bantuan
dari Inga, asistennya yang mempunyai kebiasaan aneh, yaitu memakan jiwa setiap
orang yang ditanyainya. Tidak ada yang bisa berbohong ketika Inga mulai bertanya.
Namun bukan itu yang ingin saya bahas.
Saya
tertarik dibagian ketika detektif Shinjuro terjebak dalam permainan seorang
penulis novel yang di penjara. Ketika detektif Shinjuro tengah berbincang
dengannya, ia berkata, “Aku menulis novel. Tidak dengan pulpen, tapi dengan
kebenaran. Aku tidak peduli dengan apapun selain menulis cerita. Tetapi aku
tidak menulis di atas kertas, aku menulis di atas kebenaran.” Saat mengatakan
itu, tampak sosok perempuan berpostur tubuh mungil berambut panjang, sedang
memakai baju pendeta di belakang penulis novel itu. Lalu detektif Shinjuro
berkata, “kalau kau merubah kebenaran menjadi cerita…..”
Kata-kata
Shinjuro tak dapat diselesaikannya, karena tiba-tiba ia merasa pusing. Ketika
ia telah sadar dari pingsannya, kehidupannya mulai berubah, dari seorang
detektif menjadi seorang cameramen dalam sebuah film. Saat itu Shinjuro seperti
berada dalam sebuah cerita yang diharapkan oleh pengarang novel, dimana ia
harus berperan menjadi cameramen, tapi juga harus bisa memecahkan kasus ini.
Dia seperti terhisap oleh dongeng sang pengarang novel. Apa yang dikatakan oleh
pengarang novel tersebut, seolah menjadi kenyataan di kehidupan Shinjuro yang
baru.
Ternyata
itu semua adalah ulah dari gadis kecil tadi, yang dipanggil Bettennou. Di film itu Bettennou
dianggap sebagai dewa, tapi dia hanyalah jiwa yang tersesat, tepatnya roh
kata-kata yang membuat perkataan orang menjadi kenyataan. Dia mengambil
perkataan orang tertentu dan membuatnya menjadi kenyataan, atau paling tidak
punya kemampuan untuk menampilkannya sebagai kenyataan. Memakai Bettennou,
seseorang bisa merubah kebohongan menjadi kenyataan.
Ja Ne!!


Posting Komentar