Posted by : Eka Rizky safitri
Jumat, 07 Juni 2013
Aurora adalah fenomena
alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer
dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang
dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh
Matahari (angin surya). Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang
menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet akibat dari interaksi
antara medan magnet dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari.
Di bumi aurora terdapat pada daerah Kutub utara dan kutub selatan dimana medan
magnetnya paling besar.yaitu aurora borealis pada kutub utara dan aurora
austrialis pada selatan.
Di bumi, aurora terjadi di daerah di
sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di
daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai bersempena Dewi Fajar
Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa,
aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan
terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September
dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang
dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang
serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Kemunculan aurora di angkasa kawasan
Kutub Utara selalu mengundang decak kagum. Misteri mengenai sumber energi
penyebab cahaya spektakuler itu kini terkuak. Satelit-satelit NASA telah
menemukan semacam tali magnetik raksasa yang menghubungkan atmosfer bumi dan
matahari. Tali magnetik itulah yang menyalurkan energi matahari sehingga
tercipta aurora. Tali magnetik adalah medan magnet yang terjalin seperti tali
tambang. Wahana antariksa sebelum ini sudah mengetahui keberadaan tali magnetik
itu sekilas, namun belum ada yang berhasil memetakan strukturnya. Di Eropa,
aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan
terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September
dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang
dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi
kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
MITOS
TENTANG AURORA
Pada mitologi Romawi kuno, Aurora
adalah Dewi Fajar yang muncul setiap hari dan terbang melintasi langit untuk
menyambut terbitnya matahari. Profil Dewi Aurora juga dapat kita temukan pada
tulisan hasil karya Shakespeare.
Sejak zaman dulu, telah banyak teori
yang diajukan untuk menjelaskan fenomena ini dan sebagian teori kelihatannya
sudah tidak relefan pada masa sekarang. Benjamin Franklin berteori bahwa
“Misteri Cahaya Utara” itu disebabkan oleh konsentrasi muatan listrik di daerah
kutub yang didukung oleh salju dan uap air. Kristian Birkeland juga berteori
bahwa Auroral Elektron terjadi dari sinar yang dipancarkan matahari, dan
elektron tersebut dibimbing menuju kutub utara.
Aurora Borealis memang sering terjadi
antara bulan Maret-April dan Agustus-September-Oktober. Aurora Borealis adalah
fonemana pancaran cahaya yang terjadi di daerah utara atau kutub utara. Pada
saat Aurora Borealis terjadi, seakan-akan matahari akan terbit dari sebelah
utara.
PEMBUKTIAN
ILMIAH
Pada tahun 1958 suatu regu peneliti
yang dipimpin oleh James van Allen menemukan sabuk-sabuk radiasi yang terdiri
dari partikel-partikel bermuatan (kebanyakan adalah elektron-elekton dan
proton-proton) yang bergerak mengitari bumi dalam lintasan yang berbentuk
donat. Mereka menemukan sabuk-sabuk radiasi ini setelah mengevaluasi data-data
yang dikumpulkan oleh peralatan yang ada di Satelit Explorer I.
Partikel-partikel bermuatan yang
terperangkap oleh medan magnetik tak seragam bumi, mengitari garis-garis medan
magnetik bumi dari kutub ke kutub dengan lintasan spiral. Partikel-partikel ini
terutam a berasal dari matahari serta sebagian lain berasal dari
bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya. Oleh karena itu, partikel ini
dinamakan sinar-sinar kosmik. Kebanyakan sinar-sinar kosmik dibelokkan oleh
medan magnetik bumi dan tidak pernah mencapai bumi. tapi beberapa sinar-sinar
kosmik lolos dan terperangkap. Sinar-sinar kosmik inilah yang menyusun sabuk-sabuk
radiasi yang ditemukan oleh regu peneliti di atas dan diberi nama sabuk-Sabuk
van Allen. Ketika
partikel bermuatan ini berada di atmosfer bumi akn sering bertumbukan dengan
atom-atom lainnya, menyebabkan partikel-partikel ini memancarkan cahaya tampak yang
sekarang dikenal dengan nama aurora.
Aurora terbagi berdasarkan wilayah
dimana aurora itu terlihat. Aurora yang ada di sebelah utara dikenal dengan
nama Aurora Borealis. Nama borealis berasal dari bahasa Yunani yang berarti
Angin Utara. Hal ini disebabkan Aurora ini tampak kemerah-merahan di ufuk utara
seolah olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Suku Inuit atau orang
Eskimo mempercayai bahwa hal tersebut karena para arwah sedang bermain bola
menggunakan kepala singa laut. Mereka juga percaya bahwa orang yang sering
menonton “pertandingan” itu akan menjadi gila. Aurora yang berada di sebelah
selatan disebut Aurora Australis karena aurora ini sering terlihat di Benua
Australia. Aurora ini sering terlihat berwarna kehijau-hijauan. Fenomena ini
terjadi pada lapisan ionosfer bumi akibat medan magnetik, dan partikel yang
dipancarkan matahari. Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari
yang mengalir melewati Bumi. Magnetosfer dan angin matahari terdiri dari gas
terionisasi yang menghantarkan listrik. Aurora yang terjadi tanggal 28 Agustus
dan 2 September 1859 mungkin adalah yang paling spektakuler sepanjang sejarah.
Aurora di Boston tanggal 2 September 1859 juga dimuat oleh New York Times.
Fenomena Aurora Borealis telah lama menarik perhatian para Ilmuwan. Andres
Celcius, antara rentang tahun 1716 sd. 1732 mengamati Aurora Borealis dan
menghasilkan sekitar 300 pengamatan yang dipublikasikannya. Celcius adalah
seorang Professor Astronomi yang namanya diabadikan sebagai satuan pengukur
suhu.
AURORA, BAHAYAKAH?
Aurora
merupakan peristiwa yang lazim ditemui di daerah kutub. Bahaya aurora tehadap
manusia sampai saat ini belum pernah dibuktikan. Akan tetapi fenomena ini dapat
mengganggu jaringan telekomunikasi. Pengaruh proton-proton yang bertumbukkan
dengan atom di atmosfer dapat mengganggu penerimaan radio, televisi dan
telegram. Hal ini disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh
proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke
bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke luar angkasa. Akibatnya tidak ada
sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram. Partikel yang bermuatan
dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa aliran listrik berskala
besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat menyebabkan kerusakan
peralatan listrik.
Gangguan
aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di Amerika Serikat.
Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah
mengganggu seluruh saluran telegraf di New England dan memporak porandakan
transaksi bisnis. Pada tanggal 19 Februari 1852, aurora lainnya tercatat dalam
sejarah telekomunikasi. Para ilmuwan percaya bahwa aurora mencerminkan apa yang
terjadi di magnetosfer, yaitu daerah yang partikel bermuatannya terperangkap
oleh medan magnet bumi. Angin matahari menjepit magnetosfer di dekat bumi di
siang hari, dan menyeretnya hingga jutaan kilometer pada malam hari.
Penelitian
terkini yang melibatkan Spacelab di pesawat ulang-alik telah mempelajari
pengaruh aurora. Aurora dapat juga dipotret oleh astronot pesawat ulang alik
dan satelit. Satelit dapat memberikan gambaran aurora secara global. Dengan
memotret dari angkasa luar, cahaya matahari yang menyilaukan tidak lagi menjadi
masalah dan aurora dapat terlihat sama baiknya baik pada siang maupun malam
hari.
Posting Komentar