“Cinta
itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari
meskipun musiknya telah lama berhenti.”
– Pak Tua (halaman 167)
Judul Buku: Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau
Merah
Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Cetakan keduapuluh tiga,
2019
Jumlah Halaman: 512 halaman
Sinopsis
Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaannya.
Berawal dari sebuah surat bersampul merah tanpa nama yang
dilem rapi, yang ditemukan di sepit milik Borno, cerita cintanya bermula. Andi,
teman Borno, yakin jika barang tersebut milik gadis sendu menawan berbaju
kurung kuning yang menumpang di sepit Borno.
Awalnya Borno mengira bahwa itu adalah angpau biasa, meski
bentuk dan bahan amplop yang ada padanya lebih baik. Namun, seiring berjalannya
waktu, angpau tersebut ternyata berisi sebuah rahasia yang ingin disampaikan
oleh Mei, si gadis sendu menawan itu pada Borno. Rahasia besar mengenai sebuah
kebenaran yang terjadi di rumah sakit sepuluh tahun silam saat kepergian bapak
Borno.
Kelebihan
Penulis memilih latar tempat di mana sungai Kapuas mengalir,
dengan karakter tokoh dalam ceritanya dari berbagai ras. Cerita pada buku ini
juga mengisahkan tentang ketulusan, perjuangan Borno yang berusaha ikhlas,
kemudian harus berkali-kali berganti pekerjaan, hingga akhirnya menjadi
pengemudi sepit, dan kemudian mengurus bengkel.
Penulis berusaha menggiring pembaca untuk menerka jalan
cerita. Hingga pembaca akan dibuat terkejut dengan sebuah plot twist yang luar biasa.
Bagi saya, Tere Liye selalu punya cara tersendiri membuat
cerita bergenre romantis dengan cara yang berbeda. Tidak penuh dengan gombalan,
tetapi pesan dalam cerita dapat tersampaikan dengan baik.
Kekurangan
Saya pribadi
tidak merasa ada kekurangan dalam novel ini. Karena ceritanya dikemas dengan
sangat apik.
Sumber
Gambar: Fanpage Tere Liye (Facebook)
Posting Komentar