Posted by : Eka Rizky safitri Kamis, 28 Januari 2021

 


“Seperti Zainab binti Muhammad dan Abul Ash, bisakah Engkau persatukan kami pada satu keyakinan meski sebelumnya harus terpisah oleh perbedaan? … Seperti Zainab binti Muhammad, hamba akan terus berjuang dalam doa agar kelak suatu saat nanti Aryan mampu mengucap dua kalimah agung-Mu dan menjadi imamku.” – Aisyah (halaman 126)

 

Judul Buku: Merhaba, Aisyah

Penulis: Diana Febi

Penerbit: Coconut Books

Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2020

Jumlah Halaman: 380 halaman

 

Sinopsis

Aisyah, dokter muda yang selalu terlibat drama dengan residen killer­-nya, merasa beruntung bertemu dengan Aryan, pemuda konyol yang gemar mengenakan celana jeans robek. Masa pendidikan co-ass yang semula menyeramkan itu berubah jadi menyenangkan saat pemuda banyak tingkah tersebut selalu menghibur Aisyah yang kerap disemprot habis-habisan oleh residennya.

Lambat laun, sikap lucu Aryan yang menyenangkan membuat hati Aisyah menghangat. Diam-diam, tanpa sadar gadis berhijab itu menaruh rasa untuk pemuda konyol yang punya mata segaris ketika tersenyum tersebut.

Rasa itu seperti langit biru memadu kasih dengan pelangi yang indah, namun tiba-tiba runtuh seketika saat mengetahui bahwa Aryan berbeda keyakinan dengannya. Di tengah sakitnya menerima kenyataan tersebut, sang residen membawa sebuah kejutan yang membuat Aisyah seolah berdiri di persimpangan jalan yang mengharuskannya memilih antara meninggalkan atau ditinggalkan.

 

Kelebihan

Novel “Merhaba, Aisyah” merupakan spin off  dari novel “Dear Allah” yang juga ditulis oleh Diana Febi, yang untuk kedua kalinya sukses membuat hujan turun pada kedua mata saya. Haha. 

Masih menggunakan latar tempat rumah sakit (yang paling banyak) karena seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa Aisyah adalah dokter sekaligus sahabat dari seorang perawat yang bernama Naira.

Penulis banyak sekali menyebutkan istilah-istilah dalam bidang kedokteran yang tak lupa diberi penjelasan dengan catatan kaki agar pembaca mudah memahami.

Saya setuju dengan pendapat pembaca sebelumnya bahwa ini novel romantis yang ditulis dengan menggunakan penggabungan ilmu medis dan ilmu  agama yang tidak terkesan menggurui. Dan sukses membuat baper dengan perjuangan-perjuangan yang dilalui oleh para tokoh dalam cerita.

 

Kekurangan

Tidak mengerti, sih. Dari novel sebelumnya dan yang ini, penulis membuat tokoh utamanya memiliki sifat yang menjengkelkan. Saya sebagai pembaca sampai gemas sendiri. Selain itu, alur ceritanya mudah ditebak. Apalagi jika pembaca sebelumnya sudah membaca novel “Dear Allah”.

Jadi saran saya, sebaiknya kalian baca “Merhaba, Aisyah” saja terlebih dahulu baru baca novel Diana Febi yang judulnya “Dear Allah” biar lebih greget. Hehe.

 






Sumber Gambar: Instagram (@kalbimbiraktim180k) … (@official.coconutbooks)

 

 

Blogger templates

Blogroll

Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Copyright © Dunia Erizks -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan