Posted by : Eka Rizky safitri
Rabu, 18 Desember 2013
Sahabat
ya?
Sahabat itu apa sih?
Katanya sahabat itu seseorang yang sudah kita
anggap sebagai saudara sendiri. Katanya sahabat itu adalah seseorang yang
berada di dekat kita dikala suka maupun duka. Katanya sahabat itu adalah tempat
kita berbagi rasa antara senang dan sedih, orang yang bisa dipercaya untuk
menjaga rahasia-rahasia kita.
Benarkah seperti itu? Sepertinya tidak semua
orang dapat melakukannya, walaupun mereka berteman dalam bentuk kelompok atau
biasa disebut “geng”.
Sahabat itu terkadang tidak seperti buku
diary yang selalu aman untuk dijadikan tempat berbagi cerita. Yaah kecuali
kalau dia memang betul-betul sahabat sejati kamu, yang sudah sepenuhnya kamu
percaya. Namun menurutku yang namanya sahabat sejati itu bak seorang peri dalam
cerita dongeng.
Kadang seseorang yang telah kamu anggap
sahabat, ternyata tidak sepenuhnya adalah sahabat. Yang punya geng saja, meskipun dari luar
kelihatan kompak, tapi siapa yang tahu kan bagaimana model pertemanan mereka di
dalam? Ada kok yang seperti itu. Berusaha terlihat kompak di depan orang-orang,
namun jika di luar mulai jalan sendiri-sendiri dan tidak mengajak. Jangankan di
luar, kadang mereka juga menyembunyikan sesuatu yang hanya ingin mereka bagi
dengan anggota geng tertentu saja.
Oh iya, tentu kita pernah kan bercanda dengan
yang namanya sahabat?
Bercanda dengan sahabat memang asyik, apalagi
disaat suasana hati kita lagi tidak baik.
Namun biasanya, ada bercandanya seorang
sahabat yang secara tidak langsung sering membuat kita tidak senang. Bagi mereka
itu mungkin lucu, tapi tidak bagi kita dan akhirnya timbullah masalah dalam
persahabatan. Nah, bercanda yang seperti ini harus dihindari. Bercanda boleh,
tapi pikirkan juga perasaan orang lain.
Setahu saya yang namanya berteman entah itu pertemanan
dalam geng atau bukan, saling menghargai antara sahabat tidak ada salahnya kan?
Katanya sahabat, tapi kenapa harus jalan sendiri-sendiri ketika tidak ada orang
lain yang melihat? Itulah yang menyebabkan sebuah persahabatan merenggang. Mulai
tumbuh rasa ketidakpercayaan pada sahabatnya sendiri.

Dan sekali lagi, sahabat itu terkadang tidak
seperti buku diary yang selalu aman untuk dijadikan tempat berbagi cerita. Meskipun
buku diary tidak pernah memberikan solusi saat kita selesai bercerita padanya,
setidaknya dia lebih baik dari seorang yang namanya sahabat. Meskipun kita
mendapatkan solusi saat selesai bercerita, namun jika cerita itu tidak bisa
dijaga, percuma kan.
Sahabat ya?
Yang seperti itukah dinamakan sahabat?
Sahabat yang baik tidak akan pernah
menertawakan mimpimu.
Ja Ne !!
Posting Komentar